Jumat, 29 November 2013

Perbandingan Skripsi



Dalam penulisan sebuah penulisan ilmiah di masing – masing universitas terdapat perbedaan proses penyusunannya baik dari segi struktur penyusunan , bagian apa saja yang harus di lampirkan maupun hal – hal apa saja yang seharusnya penulis paparkan di pembahasan . berikut ini kamin sajikan contoh penulisan dari 3 Universitas yaitu : 1. Universitas Politeknik Negeri Jakarta, 2. Universitas Pajajaran Bandung dan 3. Universitas Indonesia yang di dalammnya terdapat perbedaan yaitu :

  • Nama Penyusun :

  1. Ditra Sembadha Umbara

Judul Skripsi :
“Persiapan Data Digital Pada Kemasan Karton Lipat Zupperrr Keju di PT. Dwi Aneka Jaya Kemasindo”
Asal Universitas :
UNIVERSITAS POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

  • Nama Penyusun :

  1. Hafist Nashar Laksono

Judul Skripsi :
Tinjauan Atas Struktur Pengendalian Intern Penjualan Jasa Hotel Pada Hotel Panghegar Bandung
Asal Universitas :
UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG

  • Nama Penyusun :

  1. ErmilaKlislinar

Judul Skripsi :
DAMPAK KONVERGENSI PSAK KE IFRS TERHADAP PENGEMBANGAN SIA
(STUDI KASUS PADA SISTEM SAP)

Asal Universitas :
UNIVERSITAS INDONESIA



Berikut ini Perbandingan struktur Cover :
UNIVERSITAS POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

  1. Judul 
  2. Logo Universitas 
  3. Identitas Penyusun 
  4. Tujuan penyusun 
  5. Program study penyusun 
  6. Nama Universitas 
  7. Tahun Penyusunan

UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG

  1. Judul 
  2. Tujuan Penyusun 
  3. Identitas Penyusun 
  4. Logo Universitas 
  5. Program Study Penyusun 
  6. Nama Universitas 
  7. Tahun Penyusunan

UNIVERSITAS INDONESIA
  1. Logo Universitas 
  2. Nama Universitas 
  3. Judul 
  4. Tujuan Penyusun 
  5. Identitas Penyusun 
  6. Nama Fakultas 
  7. Tempat Penyusun 
  8. Tahun Penyusun
Berikut ini Perbandingan struktur dari skripsi :
  • Cover 
  • Halaman Judul 
  • Lembar Persetujuan 
  • Halaman Persembahan 
  • Prakata 
  • Daftar isi 
  • Daftar Gambar 
  • BAB I PENDAHULUAN 
  • BAB II KERANGKA BERPIKIR 
  • BAB III STUDY KASUS 
  • BAB IV PEMBAHASAN 
  • BAB V PENUTUP 
  • DAFTAR PUSTAKA 
  • LAMPIRAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG
  • Cover 
  • Halaman Judul 
  • Lembar Persetujuan 
  • Abstrak 
  • Kata Pengantar 
  • Daftar Isi 
  • Daftar Gambar 
  • Daftar Lampiran 
  • BAB 1 PENDAHULUAN 
  • BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 
  • BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 
  • BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 
  • BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 
  • DAFTAR PUSTAKA 
  • LAMPIRAN

UNIVERSITAS INDONESIA
  1. Cover 
  2. Halaman Judul 
  3. Halaman Pernyataan Orisinialitas 
  4. Halaman Pengesahan 
  5. Kata Pengatar 
  6. Halaman Persetujuan Karya Ilmiah 
  7. Abstrak 
  8. Daftar Isi 
  9. Daftar Tabel 
  10. Daftar Gambar 
  11. Daftar Lampiran
  12. BAB 1 PENDAHULUAN 
  13. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 
  14. BAB 3 PROFIL DAN METOLOGI 
  15. BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 
  16. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 
  17. DAFTAR REFERENSI 
  18. LAMPIRAN
Rincian dari Bab-Bab Skripsi 3 Universitas :
UNIVERSITAS POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
  • BAB I PENDAHULUAN 
  • BAB II KERANGKA BERPIKIR 
  • BAB III STUDY KASUS 
  • BAB IV PEMBAHASAN 
  • BAB V PENUTUP

UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG
  • BAB I PENDAHULUAN 
  • BAB II TINJAUAN PUSTAKA 
  • BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 
  • BAB IV PEMNAHASAN HASIL PENELITIAN 
  • BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

UNIVERSITAS INDONESIA
  1. BAB IPENDAHULUAN 
  2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 
  3. BAB III PROFIL DAN METOLOGI 
  4. BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN 
  5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Perubahan jenis karangan argumentasi ke karangan eksposisi

Paragraf Argumentasi



TINGKAT PENGANGGURAN DI JAKARTA

          Jakarta, adalah Ibu kota yang terkenal dengan banyak permasalahan diantaranya yaitu kemacetan, banjir dan pengangguran. Disini, saya akan membahas tentang masalah pengangguran yang ada di Jakarta. Pengangguran itu sendiri mempunyai istilah lain yaitu tuna karya, definisi dari pengangguran adalah ditujukkan untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja yang tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang. Menurut informasi terakhir yang saya dapatkan, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jakarta saat ini bulan Februari 2013 sebesar 9,94% lebih baik dibanding Februari 2012 sebesar 10,72%.
Jumlah angkatan kerja pada Februari 2013 tercatat 5,16 juta orang, berkurang sekitar 119,28 ribu orang dibandingkan jumlah angkatan kerja pada Februari 2012 sebesar 5,28 juta orang. Jumlah penduduk yang bekerja di Provinsi DKI Jakarta pada Februari 2013 sebesar 4,65 juta orang, berkurang sekitar 65,94 ribu orang jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2012 sebesar 4,72 juta orang.
Pada Februari 2013, status pekerjaan sebagai buruh/karyawan merupakan yang terbanyak, yaitu sebesar 3,26 juta orang (69,99 persen), diikuti berusaha sendiri sebesar 690,13 ribu orang (14,84 persen), sedangkan yang terkecil adalah pekerja bebas sebesar 128,66 ribu orang (2,77 persen). Tetapi di daerah Jakarta Utara angka penganggurannya masih cukup tinggi. Kantor Badan Pusat Statistik Jakarta Utara masih terdapat sekitar 106 ribu jiwa yang masuk kategori pengangguran.
Kepala Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta Utara, Lumban Gaol mengatakan, Pemerintah Kota Jakarta Utara masih memiliki tugas berat untuk mengentaskan pengangguran yang saat ini mencapai 106 ribu jiwa. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2011 yang mencapai 96.000 orang. Berdasarkan data statistik jumlah penduduk Jakarta Utara saat ini mencapai 1,73 juta jiwa. Sedangkan angkatan kerja mencapai 1,03 juta jiwa dan yang sudah bekerja 923 000 jiwa. Dengan demikian, menurutnya, ada 106 ribu belum mendapatkan lapangan pekerjaan.
Banyak solusi untuk mengatasi pengangguran, tetapi banyak yang tidak terealisasikan. Menurut saya perlu ada kerjasama antara pemerintah dan masyarakat agar tujuan yang dicapai berhasil. Beberapa penyebab dan solusi untuk pengangguran yaitu :
  1. Rendahnya tingkat pedidikan seseorang, yang menyebabkan seseorang tidak memiliki pengetahuan yang cukup. Solusinya yaitu mendirikan sekolah gratis bagi masyarakat tidak mampu. 
  2. Lapangan kerja yang minim, sedangkan jumlah masyarakat yang membutuhkan kerja makin bertambah. Solusinya yaitu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. 
  3. Kebanyakan pengangguran di Jakarta adalah masyarakat yang tidak mempunyai keterampilan khusus, maka solusinya yaitu membuka pelatihan kursus seperti kursus menjahit, kursus membuat kerajinan tangan lainnya, sehingga mereka bisa membuat hasil kerajinan yang bisa dijual dan menghasilkan pendapatan. 
  4. Pengangguran di Jakarta tidak hanya pengangguran yang tidak terdidik tetapi penggangguran yang terdidik. Contohnya banyak lulusan sarjana yang masih menganggur, ini disebabkan karena lapangan kerja yang sedikit. Solusinya yaitu memperbanyak bursa tenaga kerja, baik itu diadakan dikampus – kampus guna membantu lulusan – lulusan baru untuk mendapatkan pekerjaan. 
  5. Seperti yang kita tahu bahwa yang tinggal di Jakarta kebanyakan penduduk yang berasal dari daerah. Di daerah mereka, lapangan pekerjaan sedikit maka mereka memutuskan untuk mencari pekerjaan di Jakarta dan menyebabkan Jakarta semakin tinggi tingkat penganggurannya. Solusi untuk masalah ini adalah membuka lapangan pekerjaan di pedesaan atau membuat pekerjaan disuatu wilayah. 
  6. Susahnya mendapatkan modal untuk membuka lapangan kerja sendiri itu memang merupakan salah satu penyebabnya, maka pemerintah diharapkan untuk membuka suatu lembaga bantuan kredit untuk mempermudah para wiraswasta yang ingin membuka lapangan pekerjaan.

Paragraf Eksposisi



TINGKAT PENGANGGURAN DI JAKARTA

          Pengangguran? Apa yang terpikirkan oleh kalian tentang pengangguran, terutama di daerah Ibu Kota? Ibu kota, banyak sekali masalah didalam Ibu Kota itu sendiri. Salah satu masalahnya yaitu pengangguran. Pengertian pengangguran disini adalah tuna karya, definisi dari pengangguran adalah ditujukkan untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Banyak sekali solusi untuk mengurangi pengangguran tetapi banyak juga yang tidak terealisasi. Disini saya akan menjelaskan tentang penyebab pengangguran dan solusinya, yaitu :
Pertama, rendahnya tingkat pedidikan seseorang, yang menyebabkan seseorang tidak memiliki pengetahuan yang cukup. Pendidikan itu sangat penting untuk menunjang kehidupan seseorang, tidak hanya lingkungan internal tetapi eksternal pun juga. Memang di Indonesia, biaya untuk meraih pendidikan tinggi masih sangat mahal, maka dari itu solusinya yaitu mendirikan sekolah gratis bagi masyarakat tidak mampu.
Kedua, lapangan kerja yang minim, sedangkan jumlah masyarakat yang membutuhkan kerja makin bertambah. Di Indonesia ini, lebih banyak orang yang ingin menjadi karyawan daripada menjadi wiraswasta, mereka takut untuk membuka usaha, solusi untuk masalah ini yaitu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Ketiga, kebanyakan pengangguran di Jakarta adalah masyarakat yang tidak mempunyai keterampilan khusus. Selain para pengangguran tingkat pendidikannya rendah, mereka juga kurang mempunyai keterampilan yang bisa mereka kuasai untuk menghasilkan sesuatu. Maka solusinya yaitu membuka pelatihan kursus seperti kursus menjahit, kursus membuat kerajinan tangan lainnya, sehingga mereka bisa membuat hasil kerajinan yang bisa dijual dan menghasilkan pendapatan.
Keempat, pengangguran di Jakarta tidak hanya pengangguran yang tidak terdidik tetapi penggangguran yang terdidik. Contohnya banyak lulusan sarjana yang masih menganggur, ini disebabkan karena lapangan kerja yang sedikit. Solusinya yaitu memperbanyak bursa tenaga kerja, baik itu diadakan dikampus – kampus guna membantu lulusan – lulusan baru untuk mendapatkan pekerjaan.
Kelima, seperti yang kita tahu bahwa yang tinggal di Jakarta kebanyakan penduduk yang berasal dari daerah. Di daerah mereka, lapangan pekerjaan sedikit maka mereka memutuskan untuk mencari pekerjaan di Jakarta dan menyebabkan Jakarta semakin tinggi tingkat penganggurannya. Solusi untuk masalah ini adalah membuka lapangan pekerjaan di pedesaan atau membuat pekerjaan disuatu wilayah.
Keenam, susahnya mendapatkan modal untuk membuka lapangan kerja sendiri itu memang merupakan salah satu penyebabnya, maka pemerintah diharapkan untuk membuka suatu lembaga bantuan kredit untuk mempermudah para wiraswasta yang ingin membuka lapangan pekerjaan.
          Sekian penyebab dan solusi untuk mengatasi pengangguran, semoga bermanfaat untuk pembacanya.

Senin, 04 November 2013


PARAGRAF EKSPOSISI

Menyiapkan Masa Depan Keluarga Sejak Dini

           Zurich Topas Life adalah perusahaan asuransi jiwa yang berdiri sejak tahun 1986 dan berkantor pusat di Jakarta. Saat ini Zurich Topas Life hadir dengan program perlindungan keluarga yang dinamakan Family Protection Plan dan Family Protection Plus.
Dalam Family Protection Plan, anda bisa mendapatkan manfaat santunan rawat inap harian, dimana berapapun biaya rumah sakit anda, Zurich akan memberikan manfaat santunan sebesar Plan yang anda pilih.

            Program yang kedua yaitu Family Protection Plus. Program ini menyediakan manfaat rawat inap yang lengkap dengan fasilitas Cashless/Reimbursement sampai usia 80 tahun.
Fasilitas lainnya adalah DERB (Daily Entitlement Reimbursement Benefit). Program Family Protection Plus memberikan kompensasi perhari atas perbedaan biaya kamar yang lebih rendah dari plan kesehatan yang anda pilih sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada Polis.

            Family Protection Plus juga memiliki fasilitas lainnya yang dapat dinikmati yaitu One Day Surgery, jika anda diharuskan melakukan operasi yang tidak memerlukan rawat inap, Zurich akan tetap menggantikan biaya operasi tersebut tanpa membedakan besar/kecilnya jenis operasi tersebut.