Review Jurnal ”PENGARUH STRUKTUR GOOD
CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA
PERUSAHAAN KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2007-2008"
A. PENDAHULUAN
Perusahaan tidak hanya dihadapkan pada tanggung
jawab untuk mencari keuntugan/laba semata, tetapi perusahaan dihadapkan pada
konsep triple bottom line, yaitu aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Komitmen
perusahaan untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa dengan memperhatikan
aspek finansial atau ekonomi, sosial dan lingkungan itulah yang menjadi isu
utama dari konsep Corporate Social Responsibility (CSR) atau dikenal dengan
tanggung jawab sosial perusahaan.
Corporate Social Responsibility (CSR) merujuk pada
transparasi pengungkapan informasi sosial perusahaan atas kegiatan atau
aktifitas sosial yang dilakukan perusahaan. Transparasi informasi yang
diungkapkan tidak hanya informasi keuangan perusahaan tetapi perusahaan juga
diharapkan mengungkapkan informasi mengenai dampak sosial dan lingkungan hidup
yang diakibatkan aktifitas perusahaan.
Mewujudkan corporate social responsibility adalah
gagasan uama dari penerapan good corporate governance (GCG), hal ini sejalan
dengan kesimpulan yang terangkum dalam konferensi CSR yang diselenggarakan oleh
indonesia busseness link (IBL) dalam Murwaningsih (2009). Penerapan good
corporate governance atau dapat diartikan sebagai tata kelola perusahaan yang
baik muncul sebagai akibat dari maraknya skandal perusahaan yang menimpa
perusahaan – perusahaan besar, baik di indonesia maupun luar negri.
Penerapan good corporate governance serta
pengungkapan informasi corporate social responsibility merupakan konsep yang
diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan. Apabila konsep ini diterapkan
dengan baik maka diharapkan pertumbuhan ekonomi akan terus menigkat seiring
dengan transparasi pengelolaan perusahaan yang makin baik dan nantinya
menguntungkan banyak pihak.
Penelitian mengenai struktur good corporate
governance telah banyak dilakukan sebelumnya. Namun sebelumnya banyak dilakukan
pada perusahaan manufaktur dan industri, sedangkan penelitian ini dilakukan
pada perusahaan keuangan karena ingin melihat bagaimana luasnya item-item
pengungkapan tanggung jawab sosial dan struktur good corporate governance pada
perusahaan keuangan.
Fokus penelitian ini adalah untuk menjelaskan
pengaruh dari struktur good corporate governance yang meliputi kepemilikan
manajerial, kepemilikan instutisional, komite audit, ukuran dewan komisaris dan
komposisi dewan komisaris terhadap pengungkapan corporate social responsibility
adalah pada perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa efek indonesia pada
periode 2007 – 2008
B. VARIABEL PENELITIAN DAN UKURANNYA
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan keuangan
yang terdapat di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 – 2008. Pengambilan sampel
dilakukan dengan metode purposive sampling, dengan tujuan untuk mendapatkan
sampel yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Kriteria tersebut adalah
mengungkapkan laporan CSR dalam annual report serta struktur GCG selama tahun
pengamatan dalam laporan keuangan.
Devinisi Operasional Variabel
Variabel dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
pengungkapan informasi corporate social responsibility (CSR). Tingkat
pengungkapan yang dimaksud adalah seberapa luas cakupan pengungkapan informasi
yang dilakukan oleh perusahaan. Instrumen pengukuran pengungkapan CSR yang
digunakan dalam penelitian ini adalah: lingkungan, energi, keselamatan dan
kesehatan kerja, tenaga kerja, produk, keterlibatan dengan masyarkat dan umum
dengan total item yaitu 78 (Sembiring, 2005). Pengukuran informasi CSR dalam
annual report perusahaan atau disclosure indeks (CSRi) mengacu pada penelitian
Hanifa et al (2005) yang dikutip oleh Murwaningsari (2005), pengukuran variabel
CSRi menggunakan content analysis yang mengukur variety dari CSRI. Setiap item
CSR dalam penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak
diungkapkan (Haniffa et al, 2005). Selanjutnya skor dari setiap item
dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan.
Variabel independen
Variabel independen terdiri dari lima variabel yaitu
kepemilikan manajerial (MGROWN), kepemilikan institusional (INST), komite audit
(KOMAUD), ukuran dewan komisaris (BIZE) dan komposisi dewan komisaris (BODCOM).
Teknik pengumpulan data
Analisis dilakukan dengan menggunakan metode regresi
linier sederhana dan regresi linier berganda dengan bantuan paket program SPSS
17.0 (Statistical Package for Social Science). Regresi linier sederhana
digunakan untuk menguji variabel independen secara individu, sedangkan regresi
linier berganda digunakan unutk menguji varibel independen secara bersama-sama.
Analisis ini bertujuan untuk melihat pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, komite audit, ukuran dewan komisaris dan komposisi dewan
komisaris terhadap pengungkapan corporate social responsiblity pada perusahaan
keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 dan 2008.
Model Penelitian
Model penelitian yang digunakan untuk menganalisis
pengaruh struktur good corporate governance terhadap pengungkapan corporate
social responsiblity adalah sebagai berikut.
CSR = a + b1MGROWN + b2INST + b3KOMAUD + b4BSIZE +
b5BODCOM +e
dimana:
CSR : Corporate Social Responsibility disclosure
Index perusahaan
a : Konstanta
b1-b5 : Koefisien regresi
X1 : Kepemilikan manajerial
X2 : Kepemilikan institusional
X3 : Komite audit
X4 : Ukuran dewan komisaris
X5 : Komposisi dewan komisaris
e : Error term
C. HASIL PENELITIAN
Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai
karakteristik variabel penelitian yang diamati menunjukkan nilai tertinggi,
terendah dan rata-rata dari setiap variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, komite audit, ukuran dewan komisaris dan komposisi dewan
komisaris dan CSR dengan jumlah 70 pengamatan dalam tahun 2007 dan 2008.
Variabel dependen CSR menunjukkan hubungan antara mekanisme suatu perusahaan
untuk secara sukarela mengintergrasikan perhatian terhadap lingkungan dan
sosial kedalam operasi dan interaksinya dengan stakeholders, diperoleh nilai
terendah sebesar 0,039, artinya pengungkapan setiap item CSR perusahaan
terendah adalah sebesar 3,042 dari total 78 item pengungkapan CSR perusahaaan,
sedangkan nilai tertingginya adalah sebesar 0,474, artinya pengungkapan setiap
item CSR yang dilakukan oleh perusahaan tertinggi sebesar 36,972 dari total 78
item pengungkapan CSR perusahaan dan nilai rata-rata CSR seluruh perusahaan
adalah sebesar 0,18332, artinya rata-rata setiap item CSR yang diungkapkan
seluruh perusahaan sebesar 18,332% dari total item pengungkapan CSR selama
tahun 2007 dan 2008.
Selanjutnya untuk variabel independen kepemilikan
manajerial menunjukkan jumlah saham yang dimiliki atau dikendalikan oleh pihak
manajerial perusahaan (manajer, komisaris dan direksi), diperoleh nilai
terendah sebesar 0, artinya rendahnya nilai minimum tersebut dikarenakan
terdapat beberapa perusahaan tidak memiliki kepemilikan manajerial. Sedangkan
nilai tertingginya adalah sebesar 67,070, artinya jumlah kepemilikan perusahaan
yang dimiliki oleh pihak manajerial yang terdiri dari manajer, komisaris dan
direksi tertinggi sebesar 6707%. Nilai rata-rata kepemilikan manajerial seluruh
perusahaan adalah sebesar 11,03543, artinya rata-rata kepemilikan saham
manajerial perusahaan yang terdiri dari manajer, komisaris dan direksi sebesar
1103,543% selama tahun 2007 dan 2008.
Variabel independen kedua adalah kepemilikan
institusional yaitu menunjukkan proporsi saham yang dimiliki institusi dalam
perusahaan. Statistik deskriptif memberikan gambaran bahwa nilai terendah
sebesar 32,930, artinya proporsi saham yang dimiliki oleh institusi terendah
sebesar 3293%, sedangkan nilai tertingginya adalah sebesar 100,00, artinya
terdapat perusahaan dengan kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak institusi
sebesar 100% atau seluruh saham dimiliki oleh pihak institusional. Nilai
rata-rata kepemilikan institusional seluruh perusahaan adalah sebesar 88,96414,
artinya rata-rata kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak institusi seluruh
perusahaan sebesar 8896,414% selama tahun 2007 dan 2008.
Variabel independen ketiga adalah komite audit yaitu
menunjukkan jumlah anggota komite audit suatu perusahaan. Pada tabel statistik
deskriptif menunjukkan nilai terendah sebesar 2, artinya jumlah anggota komite
audit pada perusahaan terendah adalah 2, sedangkan nilai tertinggi adalah
sebesar 6, artinya jumlah anggota komite audit perusahaan tertinggi adalah 6
orang pada periode pengamatan. Nilai rata-rata jumlah anggota komite audit seluruh
perusahaan adalah sebesar 3.58571 atau 358,571% jumlah anggota komite audit
perusahaan selama tahun 2007 dan 2008.
Variabel independen keempat adalah ukuran dewan
komisaris yang menunjukkan jumlah anggota dewan komisaris suatu perusahaan.
Tabel statistik deskriptif menunjukkan nilai terendah sebesar 2, artinya jumlah
anggota dewan komisaris yang dimiliki perusahaan terendah adalah 2, sedangkan
nilai tertingginya adalah sebesar 8, artinya jumlah anggota dewan komisaris
tertinggi adalah 8. Nilai rata-rata ukuran dewan komisaris seluruh perusahaan
adalah sebesar 4.57143, artinya rata-rata jumlah anggota dewan komisaris
sebesar 457,143% selama tahun 2007 dan 2008.
Variabel independen kelima adalah komposisi dewan
komisaris yang menunjukkan jumlah anggota dewan yang berasal dari luar
perusahaan dari jumlah anggota dewan komisaris suatu perusahaan. Tabel
statistik deskriptif menunjukkan nilai terendah sebesar 0,200, artinya
presentase jumlah anggota dewan yang berasal dari luar perusahaan dengan jumlah
anggota dewan komisaris perusahaan terendah sebesar 20%, sedangkan nilai
tertingginya adalah sebesar 0,800, artinya presentase jumlah anggota dewan yang
berasal dari luar perusahaan dengan jumlah anggota dewan komisaris perusahaan
sebesar 80%. Nilai rata-rata komposisi dewan komisaris seluruh perusahaan
adalah sebesar 0,49112, artinya rata-rata jumlah anggota dewan yang berasal
dari luar perusahaan dengan jumlah anggota dewan komisaris sebesar 49,112%
selama tahun 2007 dan 2008.
ANALISIS REGRESI
UJI NORMALITAS
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan One
Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa dengan
70 pengamatan hanya variabel dependen CSR yang berdistribusi normal, sedangkan
variabel independen kepemilikan manajerial, institusional, komite audit, ukuran
dewan komisaris, komposisi dewan komisaris tidak berdistribusi normal. Hal ini
dikarenakan pada 70 pengamatan terdapat data outlier dalam pengamatan dan jarak
(range) yang terlalu jauh diantara data maksimum dan minimum, sehingga peneliti
melakukan pengurangan terhadap data-data yang outlier, sehingga menjadikan
hanya 49 pengamatan. Namun hasilnya belum mewakili semua variabel berdistribusi
normal pada 49 observasi karena hanya variabel komposisi dewan komisaris yang
berdistribusi normal, Oleh karena itu, dilakukan transformasi data untuk
keempat variabel lainnya menjadi bentuk logaritma (Log10). Kemudian uji
normalitas dilakukan kembali dan hasilnya menunjukkan variabel kepemilikan
manajerial dan komposisi dewan komisaris berdistribusi normal sedangkan
variabel kepemilikan institusional, komite audit dan ukuran dewan komisaris
tidak berdistribusi normal.
PENGUJIAN AUTOKORELASI
Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan
uji Durbin-Watson (Durbin-Watson test). Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada
tingkat signifikansi 5% nilai dw untuk 49 observasi dan 5 variabel yang
menjelaskan adalah du = 1,771 dan 4-du = 2,289 dengan nilai dw = 2,010 (1,771
< 2,010 < 2,289). Hasil uji autokorelasi menunjukkan hasil bahwa tidak
terjadi permasalahan autokorelasi. Hasil pengujian autokorelasi ini juga
sekaligus mengkonfirmasi pengujian linearitas, artinya model persamaan adalah
model yang dapat diuji dengan model regresi linier (Ghozali, 2006).
UJI MULTIKOLINEARITAS
Uji multikolinearitas digunakan nilai variance
inflation factors (VIF) dan tolerance (Ghozali, 2006). Hasil pengujian
multikolinearitas menunjukkan bahwa tidak adanya korelasi antara variabel
independen. Nilai VIF < 10 dan tolerance > 0,10 untuk setiap variabel
independen dan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas di
antara variabel independen.
UJI HETEROKEDASTISITAS
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan
uji Glejser. Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan bahwa tingkat
signifikansi masing-masing variabel lebih dari 0,05. Maka dapat disimpulkan
bahwa asumsi heteroskedastisitas ditolak.
PENGUJJIAN HIPOTESIS
Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada Tabel
4. Hasil pengujian hipotesis pertama diperoleh tingkat signifikansi sebesar
0,008 (kurang dari 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR, artinya hipotesis yang
diajukan diterima (Ha1 diterima). Koefisien regresi variabel kepemilikan
manajerial mempunyai nilai sebesar -0.039, yang menunjukkan setiap kenaikan
dari kepemilikan manajerial sebesar 1%, maka akan terjadi penurunan dari setiap
item pengungkapan CSR sebesar 3.042 dari total 78 item pengungkapan CSR. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Herawaty (2008) dan Murwaningsari
(2009) yang menemukan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan CSR, jika kepemilikan manajerial naik maka pengungkapan
setiap item CSR akan mengalami peningkatan juga. Namun arah dalam hasil
penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya.
Kesimpulan
1. Kepemilikan
manajerial secara individual berpengaruh negatif terhadap pengungkapan CSR pada perusahaan keuangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Kepemilikan
institusional secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
CSR pada perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Komite
audit secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR pada
perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Ukuran
dewan komisaris secara individual
berpengaruh signifikan positif terhadap pengungkapan CSR pada perusahaan keuangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
5. Komposisi
dewan komisaris secara individual berpengaruh signifikan positif terhadap pengungkapan CSR pada perusahaan
keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
6. Kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional, komite audit, ukuran dewan komisaris dan
komposisi dewan komisaris secara bersama - sama berpengaruh signifikan secara
parsial karena hanya variabel kepemilikan manajerial, komite audit, ukuran
dewan komisaris dan komposisi dewan komisaris yang berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan CSR pada perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dalam periode pengamatan 2007 dan 2008.